Bukan. Saya bukan mau posting soal film barunya Amanda Seyfred, salah satu seleb favorit saya, atau soal tokoh utama di buku sastra karya William Shakespeare, Romeo and Juliet. Judul itu sebenernya cuma kiasan. Hehe, kebiasaan saya, berfilsafah, lagi kambuh.
Ini film juga soal surat. Saya juga penasaran mau nonton. Nanti saya bikin reviewnya deh. |
Kadang, teknologi udah maju seperti ini, masih ada orang tetap menulis surat dengan tangan kepada orang-orang yang disayanginya. Saya ngga pernah menyangka. Saya adalah salah satu orang yang beruntung dan menerima surat dari orang yang berpikiran seperti itu.
Kalian tahu, rasanya beda banget kalo dibanding menerima e-mail, postingan wall di facebook, sms, messenger, twitter (saya ngga tau nama pesan di twitter, ada yang tau?), comment di friendster (jejaring sosial pertama saya), notes kecil yang (dulu) ditempel kakak perempuan saya kalo ngga sempat ngomong sama saya sebelum kerja dan saya masih tidur, atau banyak kartu pos dari Om saya pergi ke Barcellona tahun lalu.
Surat, memang bener-bener mewakili perasaan atau keadaan yang membuatnya. Surat favorit saya tetep dong, surat izin sakit dari dokter, hahahahah. Soalnya saya bisa nggak masuk sekolah, kuliah atau bahkan kerja (kapan saya kerja, btw?) hanya dengan mengandalkan surat itu. Sedangkan kalo ngga ada surat itu, saya dianggap alpha alias ngga ada keterangan.
Orang yang memberi surat kepada saya, orang yang lucu, baik, dan ramah. Dan itu tersirat banget di tulisan dia. Surat itu harusnya sedih, tapi saya malah tertawa-tawa. Gila ya, memang nggak salah para mahasiswa psikolog belajar soal sifat manusia berdasarkan bentuk tulisan tangan. Soalnya, memang tulisan tanganmu itu mewakili bagaimana watak seseorang sebenernya.
Ngomong susah, nulis juga susah. Terus, kapan mau disampaikan? |
Surat yang saya terima, cuma satu lembar halaman folio. Penuh dan bolak-balik. Dan kesannya niat banget di tulis buat saya. Saya tahu, kadang-kadang ada hal-hal yang ngga bisa dikatakan lewat ucapan. Seperti saya, makanya saya membuat blog. Seperti orang itu, yang ingin mengatakan sesuatu pada saya, tapi ngga sempat dan emang dia bukan tipe orang yang bisa mengutarakan apa yang dirasakannya sama saya, akhirnya menulis surat.
Ngga pernah ada yang salah dengan menulis surat. Kalo kalian ngerasa ada yang harus dikatakan, tapi kalian ngga pernah bisa katakan langsung karena kalian malu, marah, atau apa, mungkin tulisan lebih mudah menjadi wakil dari kalian. Buat jaman serba canggih seperti sekarang, buat apa malu. Toh, banyak juga yang masih melakukannya.
So, sekarang, kalau mau, ambilah pena, kertas dan tulislah apa yang ingin kamu katakan pada siapapun yang kamu rasa sulit untuk membuatmu mengatakannya secara terang-terangan. Mungkin memalukan. Tapi, ketika orang yang kamu tuju menerimanya. Kamu tahu, ada perasaan bangga dan senang, menjadi orang yang telah membuatmu susah mengucapkan kalimat secara langsung. Hahahah. Nggak, maksud saya menjadi orang yang menjadi tujuan niatmu menulis. Sebuah perasaan amazing!
Salah satu sahabat saya, yang sudah meninggal sekarang, dulu seneng banget waktu saya jadiin dia tokoh utama cerpen saya ke tingkat Provinsi waktu SMA. Cerpen itu tentang biografinya secara singkat. Tentang perjuangan dia melawan penyakitnya. Dia ngga pernah bilang langsung sama saya sampai dia pergi selamanya, tapi saya tau, dia bangga, waktu saya membuatnya menjadi sebuah tujuan, untuk merangkai kata-kata.
4 comments:
Juliet yg dimaksud adalah anda??secara tersirat mungkin ya...
Beberapa tulisan anda cukup menarik,saya terkesan dengan tulisan cerita anda putus...itu sepertinya tulisan dari dalam hati,hehe
Blog memang cara ampuh untuk menuangkan uneg2 dan perasaan kita!
Perduli setan dengan pemikiran orang lain,yg terpenting kita hanya mencoba berbagi...
Akhir kata
NICE INPOH GAN!!
-kaskuser nyasar-
@anonim: keknya ak tau nih...
mas rey ya?????????
makin banyak yang kunjungin nih blog nih...
semoga tiap hari makin dikit!
loh...!?!?!??!?
:p
@anonim: tengkyu for reading... :)
Post a Comment